Kebutuhan nutrisi pada anak sangat penting untuk mengoptimalkan tumbuh dan perkembangan otak anak. Selain nutrisi Si Kecil juga memerlukan stimulasi yang tak kalah pentingnya untuk merangsang perkembangan otaknya. Kurangnya stimulasi yang diterima Si Kecil selama periode emas ini mengakibatkan tidak optimalnya pertumbuhan sel-sel saraf di otak.
Hal ini menyebabkan pengecilan ukuran otak dibandingkan dengan anak-anak sebaya yang mendapat stimulasi optimal.
1. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik merupakan stumulasi untuk Si Kecil yang sesuai dengan usianya. Pertama-tama, letakan bayi dalam posisi tengkurap agar ia berlatih untuk mengangkat kepala, agar otot lehernya kuat. Berikan mainan yang berbunyi dan berwarna menarik agar merangsang Si Kecil untuk menggerakkan tangan dan kakinya untuk meraih benda tersebut. Seiring dengan perkembangan usia, Si Kecil dapat dirangsang untuk miring ke kanan dan kiri, duduk, berdiri, hingga berjalan.
2. Perkembangan Bahasa
Bidang ini adalah kunci utama untuk merlatih perkembangan anak diantaranya adalah: sering-seringlah berbicara kepada Si Kecil. Walaupun mungkin pada awalnya ia belum mengerti apa yang orang tua ucapkan, hal tersebut dapat merangsangnya untuk mengenali suara dan ucapan orangtua.
3. Perkembangan Emosi
Untuk merangsang perkembangan emosi yang baik, orangtua harus menjaga komunikasi yang baik dengan Si Kecil. Ucapkanlah kata-kata yang penuh kasih sayang, dan tunjukkan kepadanya bahwa kita sebagai orang tua sangat menyayangi dan akan melindunginya.
4. Perkembangan Kognitif
Selain berlatih ajaklah anak anda untuk bermain. Pilihlah permainan yang sesuai dengan tahapan usia anak, mulai dari mengenal bentuk, warna, nama benda, fungsi dan cara kerja suatu benda, bagaimana memanipulasi benda tersebut, bagaimana memecahkan masalah, dan sebagainya.
Meskipun begitu, kita sebagai orang tua harus terus memerhatikan perkembangan anak kita karena banyak anggapan keliru yang bisa menghambat perkembanganya. Anak balita umumnya berpikir dia dapat melakukan hal-hal di luar batas kemampuannya. Bila terjatuh ketika belajar naik sepeda, dia akan mengulanginya lagi untuk menunjukkan dan membuktikan dirinya mampu karena anak balita itu tak akan jera.
Kebiasaan menyuruh anak untuk menjadi anak yang kuat, tidak cengeng, bisa melakukan ini-itu, membuatnya berusaha menunjukkan diri kuat. Caranya, dengan tidak berterus terang tentang luka, kecelakaan, atau rasa sakit yang dia rasakan.
0 komentar:
Posting Komentar